RAUDHATUL ATHFAL (RA) DARUL MUSTAQIM
Senin, 24 April 2023
Sabtu, 22 Agustus 2020
Senin, 26 November 2018
skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Semakin merosotnya akhlak warga negara telah menjadi salah satu
keprihatinan para pejabat negara. Hal itu juga menjadi keprihatinan para
pemerhati pendidikan, terutama para pemerhati pendidikan islam. globalisasi kebudayaan
sering di anggap sebagai salah satu penyebab kemerosotan akhlak tersebut.
Memang kemajuan filsafat, sains dan teknologi telah menghasilkan kebudayaan
yang semakin maju pula-proses tersebut disebut juga globalisasi kebudayaan.
Namun, kebudayaan yang semakin mengelobal itu, ternyata sangat berdampak
terhadap aspek moral.[1]
Di desa curug terjadi tauran antara pelajar SMK mandiri panongan
dengan SMK yupentek 2 curug kabupaten tanggerang, penyidik menjerat lima pelaku
berinisial DA, DO, RE, SA dan IR. Dengan pasal KUHP tentang penganiyayaaan yang
menyebabkan korban luka berat. Diketahui, tauran itu terjadi di jalan raya STPI
KM 5,5, kelurahan curug kulon, kecamatan curug. Kabupaten tanggerang sekitar
pukul 18.00 WIB. Akibat tauran yang melibatkan 25 pelajar dari dua sekolah
tersebut, korban AD menderita luka berat pada bagian tangan, punggung dan kaki karena
sabetan senjata tajam para pelaku. Selain mengamankan pelaku polisi juga
menyita barang bukti lima senjata tajam seperti serulit dan parang.[2]
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Berkenaan tanggung
jawab ini pendidikan disekolah berarti suatu usaha yang sadar akan di lakukan
oleh guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama
dan berakhlakul karimah. Selain guru orang tua juga sangat berpengaruh besar
pada pendidikan akhlak anak, karena orang tua adalah pendidik pertama yang
harus benar-benar memperhatikan anak-anak nya supaya mereka menjadi anak yang
mempunyai akhlakul karimah yang baik dan terhindar dari pengaruh luar yang
tidak baik.
Kebaikan budi Pekerti menjadi sasaran utama pendidikan islam dan karenanya
selalu di pertimbangkan dalam perumusan tujuan pendidikan islam. Nabi SAW,
sendiri di utus hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan kemuliaan atau
kebaikan akhlak (budi pekerti) umat manusia. Karena itu perumusan tujuan
pendidikan islam yang tanpa memperhatikan perinsip-perinsip kebaikan budi
pekerti (akhlak) adalah hampa.[3]
Nabi Muhammad SAW di utus
oleh Allah sebagai penyempurna akhlak Sesuai dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.(QS. AL-Ahzab ayat
21)[4]
Secara mendasar, pendidikan anak merupakan tanggung jawab orang
tua. Hal itu merupakan rahmat yang telah di amanatkan Allah SWT, kepada setiap
orang tua dan mereka tidak bisa menghindari tanggung jawab itu, karena telah
menjadi amanat Allah yang di bebankan kepada kita.
Dalam hal ini Al-Gajali berpendapat bahwa:
“Melatih anak-anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali, karena anak
sebagai amanat bagi orangtuanya. Hati nya yang suci merupakan permata yang
paling berharga, belum teukir dan terbentuk. Ia menerima setiap bentuk ukiran
dan cenderung kepada setiap hal yang di giring kepadanya. Jika di biasakan yang
baik, dan di ajarkan kebaikan maka ia akan tumbuh menjadi baik dan bahagia
dunia dan akhirat. Ayahnya, gurunya dan
setiap orang yang mendidiknya juga akan mendapatkan pahala. Namun jika di
biasakan dengan keburukan, dan di biarkan seperti binatang maka ia akan celaka
dan binasa. Dan dosanya di tanggung oleh orang tuanya. Untuk itu wajiblah orang
tua mengajarkan anak dari perbuatan dosa dengan mendidik dan mengajak berakhlak
baik dan menjaganya dari teman-teman yang jahat dan tidak boleh membiasakan
anak dalam bersenang-senang”.[5]
Pendapat
di atas menunjukan betapa besarnya peran orang tua dalam memberikan pendidikan
islam pada anak-anaknya. Adapun yang menjadi pokok masalahnya adalah bagaiman “peranan
orang tua terhadap akhlak anak menurut perspektif pendidikan islam”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk
lebih memahami permasalahan dalam
penelitian ini, maka perumusan masalahnya adalah:
1.
Bagaimana
hakikat akhlak anak ?
2.
Bagaimana
Persfektif Pendidikan Islam tentang akhlak anak?
3.
Bagaimana
peran orang tua terhadap akhlak anak menurut pesfektif pendidikan islam?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capaai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian akhlak terhadap anak.
2.
Untuk
mengetahui persepektif pendidikan islam tehadap anak.
3.
Untuk
mengetahui peran orang tua terhadap akhlak anak menurut perspektif pendiddikan
islam.
D. Kerangka pemikiran
Dalam buku pendidikan islam dalam persfektif filsafat disebutkan
bahwa “Pendidikan islam adalah usaha yang di lakukan untuk mengembangkan
seluruh potensi menusia baik lahir maupun batin yang terbentuk pribadi muslim
seutuhnya”.[6]
“Menurut Omar Muhammad al-Taoumy al-Syaibani: Pendidikan islam
adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau
kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
pendidikan...(al-Syaibani, 1979:399)”.[7]
“Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Jamali: Pendidikan islam adalah
proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat
derajat kemanusiaannya, sesuai kemampuan dasar (fithrah) dan kemampuan
ajarannya (pengaruh luar). (jamali,21)”.[8]
Hasil Konferensi Internasional Pendidikan islam: Pendidikan Islam
ditunjukan untuk mencapai keseimbangn pertumbuhan dari pribadi manusia secara
menyeluruh melalui latihan kejiwaan, akal, pikiran kecerdasan, perasaan dan
panca indra. Oleh karena itu pendidikan islam harus mengembangkan seluruh aspek
kehidupan manusia baik spiritual, intelektual, imajinasi(fantasi), jasmaniah,
keilmuan, bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong
aspek-aspek ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan hidup...(Second World
Conferense on Muslim Education, 1980).[9]
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa,dan negara”.[10]
Ahmad Tafsir (2004:1-2) secara terminologi menguraikan pendidikan
islam berarti pendidikan yang teori-teorinya di susun berdasarkan Al-Quran dan
Hadis. Dengan demikian, pendidikan islam adalah nama sistem, pendidikan islam
memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok
muslim yang ideal.[11]
Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang telah di tetapkan
dalam ketetapan-ketetapan MPR, terutama Tap MPR/II/1988, yang merupakan aspek
utama dari tujuan pendidikan nasional itu, maka tugas dan fungsi pendidikan
agama adalah membangun fondasi kehidupan
pribadi bangsa Indonesia, yaitu pondasi mental rohaniah yang berakar tunggang
pada faktor keimanan dan ketakwaan yang berfungsi sebagai pengendali, pattern
of reference spiritual dan sebagai pengokoh jiwa bangsa melalui
pribadi-pribadi yang tahan banting dalam segala cuaca perjuangan.[12]
Pendidikan pada intinya
mendidik anak dengan sebaik baiknya, untuk menuju perbaikan sikap
kedewasaan baik jasmani maupun rohaninya yang berjalan seumur hidup.
Peranan orang tua dalam mendidik putra dan putrinya sangatlah
penting dan tidak bisa di abaikan begitu saja, karena orangtua yang selalu di
samping nya sejak anak di lahirkan, terutama ibunya yang memberi makan dan
minum, memelihara serta bercampur gaul dengan anaknya. Hal ini tercantum dalam
Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Artinya :“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkah”.(Q.S.
At-Tahrim:6)[13]
Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya
adalah sumber kasih sayang, pengasih dan pemelihara, tempat mencurahkan isi
hati, mengatur kehidupan rumah tangga.
Pendidikan dalam keluarga merupakan tahap awal dalam upaya
pembentukan kepribadian tersebut, karena lingkungan pertama bagi anak adalah
keluarga dan di keluargalah anak mendapat bimbingan dan pembinaan dari segala
macam fungsi jiwanya, sehingga orang tua sebagai pondasi bagi anak-anaknya
dalam menghadapi kehidupannya sehari-hari, sehingga di harapkan terbentuk sikap
mental anak yang sesuai dengan tuntunan syariat islam.
E. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan adalah metode dekrptif, yaitu metode yang
mengarahkan untuk memecahkan masalah dengan memaparkan atau menggambarkan dari
hasil penelitian. Disamping itu juga digunakan pendekatan studi perpustakaan
dengan maksud memperkuat argumentasi terhadap penelitian.
F. Langkah-langkah Penelitian
Untuk memperoleh data dan bahan yang akan di bahas dalam penelitian
ini
penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Teknik
pengumpilan data
Dalam
pengumpulan data ini penulis menggunakan teknik atau metode membaca, menelaah
buku-buku yang di jadikan sumber data penelitian skripsi ini (primer dan
sekunder). Teknik ini di lakukan dengan asumsi bahwa tidak semua tulisan yang
terdapat dalam itu ada kaitannya dengan masalah yang akan di teliti oleh
penulis setelah itu di lakukan maka sumber yang telah dibaca itu di kelompokan
dan di klasifikasikan sesuai dengan penelitian yang akan di bahas.
2.
Teknik
penulisan
Dalam penulisan
ini. Penulis menggunakan sumber sebagai berikut:
-
Buku
karangan Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam persfektif filsafat,2014
-
Buku
karangan Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga,2017
-
Dan
buku-buku lainnya sebagai penunjang
G.
Sistematika Penelitian
Skripsi ini terdiri dari lima bab, disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab
1: Pendahuluan yang menguraikan, Latar Belakan Masalah, Tujuan Penelitian,
Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan
Bab
II: Akhlak Anak menurut islam, Meliputi
: Pengertian Anak, Pengertian Akhlak, Macam-macam Akhlak, faktor yang mempengaruhi
akhlak anak.
Bab
III: Pespektif pendidikan islam , Meliputi : Pengertian Pespektif, perspektif
pendidikan islam tentang akhlak anak, tujuan dan fungsi pendidikan islam.
Bab
IV: Peran Orang Tua terhadap Akhlak Anak Menurut perspektif islam, Meliputi :
Pengertian Orang Tua, Hak dan Kewajiban Orang Tua, Peran Dan Kedudukan Orang
Tua.
Bab
V: Merupakan Penutup. Yang berisikan kesimpulan dan saran, kesimpulan yang di
hasilkan dari hasil penelitian dan saran-saran penulis sampaikan berkaitan
dengan pembahasan skripsi, bagian akhir guna mempermudah penulis juga mencantumkan
daftar pustaka.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Haidar
Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, Jakarta: Pendamedia
Group, 2014.
-
Muhaimin,
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009
-
Departemen
Agama Islam, Al-Qur’an dan Terjemah,solo, Abyan, 2014 )
-
Http://
Inpasonline.com/Pendidikan-anak-menurut-imam-al-ghazali/
-
Ahmad
Tafsir, Pendidikan Agama Dalam keluarga, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017
-
Helmawati,
Pendidikan keluarga, Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2014
-
Muzayyin
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014
-
“Tauran pelajar masih
marak”, Radar Tigaraksa, 24 oktober 2018.
Nomor :
NOTA DINAS
Lampiran
: 1 (satu )Berkas Proposal
Penelitian
Perihal :
Permohonan Pembimbing Skripsi
Kepada
Yth.
Dekan
Fakultas Tarbiyah
IAIB
Serang
Di
Tempat
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Yang
bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Susilawati
Tempat/Tgl.lahir : Serang, 24 Agustus 1985
NIM : 16254465
Fak/jur :
Tarbiyah/PAI
Dengan
ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian yang berjudul “Peranan Orang tua
tehadap Akhlak Anak Menurut Perspektif Pendidikan Islam” telah di seminarkan
pada tanggal 07 mei 2018 dan di perbaiki sesuai dengan saran penguji , Dengan
demikian saya mengajukan permohonan untuk dapat di terbitkan surat keputusan
(SK) Penetapan Pembimbing Skripsi.
Demikian
permohonan ini kami sampaikan, Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Serang,17 Nopember
2018
Yang
Mengajukan
Susilawati
Mengetahui/Menyetujui
Penguji I Penguji II
(Dr. H.M. Shobri Fayumi, Lc, M.S.I) (A. Fathullah, S.Ag. M. Pd)
Nomor : NOTA DINAS
Lampiran : -
Perihal : Permohonan
Seminar Proposal
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIB Serang
Di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Yang bertanda tangan ini
Nama :
Susilawati
Tempat/ Tgl Lahir :
Serang, 24 Agustus 1985
Nim :
16254465
Fak/Jur :
Tarbiyah/PAI
Judul Proprsal :
Peranan Orang Tua terhadap Akhlak Anak Menurut Perspektif Islam
Setelah Meneliti dan memeriksa serta memberikan perbaikan
seperlunya, maka dengan ini kami ajukan proposal tersebut kepada Dekan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Banten (IAIB) Serang untuk di seminarkan.
Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Serang,
03-11-2018
Mengetahui/Menyetujui Yang Mengajukan
Dosen Pembimbing
( A. Fathullah, S.Ag. M. Pd ) ( Susilawati )
“Pendidikan islam adalah usaha yang di lakukan untuk mengembangkan
seluruh potensi menusia baik lahir maupun batin yang terbentuk pribadi muslim
seutuhnya”.[14]
“Menurut Omar Muhammad al-Taoumy al-Syaibani: Pendidikan islam
adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau
kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
pendidikan...(al-Syaibani, 1979:399)”.[15]
“Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Jamali: Pendidikan islam adalah
proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat
derajat kemanusiaannya, sesuai kemampuan dasar (fithrah) dan kemampuan
ajarannya (pengaruh luar). (jamali,21)”.[16]
Hasil Konferensi Internasional Pendidikan islam: Pendidikan Islam
ditunjukan untuk mencapai keseimbangn pertumbuhan dari pribadi manusia secara
menyeluruh melalui latihan kejiwaan, akal, pikiran kecerdasan, perasaan dan
panca indra. Oleh karena itu pendidikan islam harus mengembangkan seluruh aspek
kehidupan manusia baik spiritual, intelektual, imajinasi(fantasi), jasmaniah,
keilmuan, bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong
aspek-aspek ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan hidup...(Second World
Conferense on Muslim Education, 1980).[17]
[1]Ahmad
Tafsir, Pendidikan Agama Dalam keluarga (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya,2017), h.1
[2] “Tauran
pelajar masih marak”, Radar Tigaraksa, 24 oktober 2018.
[3]Muhaimin, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada,2009)., h. 66
[4] Departemen
Agama Islam, Al-Qur’an dan Terjemah ,(solo, Abyan, 2014 ), h. 420
[6]Haidar Putra
Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta,Pendamedia
Group,2014). h. 11
[7]
Ibid., h. 13
[8]
Ibid., h. 13
[9]Ibid.,
h.13
[10] Helmawati, Pendidikan
keluarga, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2014), h. 23
[11]
Ibid, h. 33
[13] Departemen
Agama Islam, Al-Qur’an dan Terjemah ,(solo, Abyan, 2014 ), h. 560
[14]Haidar
Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat,
(Jakarta,Pendamedia
Group,2014). h. 11
[15]
Ibid., h. 13
[16]
Ibid., h. 13
[17]Ibid.,
h.13
Langganan:
Postingan (Atom)